Rabu, 17 Agustus 2016

Kemunafikan Manusiawi

Kenapa harus bangga dengan sesuatu hal yang hanya kau sendiri yang mengerti dan memamerkannya secara arogan?

Bukankah pengajar yang intelek, yang benar-benar mengerti apa yang dia beri, adalah pengajar yang bisa dengan mudah mengajarkan?

Untuk rasa malu kepada malaikat yang melihat, untuk rasa sedih akan tertutupnya rasa ingin tahu, aku tulis sajak ini.

Sajak yang tak ada berat harafiahnya, yang kutulis sendiri tanpa orang di sekelilingku mengerti, penuh kemunafikan manusiawi.

Apa aku orang itu? Apa sesungguhnya dengan melihat orang lain begitu, seyogyanya itu adalah cerminan kelakuanku?

Ikebukuro
17 Agustus 2016