Senin, 30 Juni 2014

Karena gw memilih gagasan, dari rupiah

Ini akan menjadi kali pertama gw punya hak untuk memilih dalam suatu pemilihan presiden. Hal pertama yang dirasakan dari fenomena pilpres pertama gw ini adalah.. betapa mudahnya menentukan pilihan dari 2 kandidat presiden yang ada:)

Approach gw mungkin akan berbeda disini. Daripada membandingkan kedua calon, gw pikir lebih nyaman bila menceritakannya dari sisi yang akan saya pilih. Tidak pantas lah membandingkan orang.  Pilihan gw  adalah Jokowi. Jadi jelas tulisan ini tidak netral, memihak pada nomor 2, namun tetap rasional menurut gw loh ya.. Anda yang nilai sendiri boleh deh:) Jadi kalo anda sudah menentukan pilihan untuk memilih Prabowo, gw sarankan berhenti disini. Kecuali, kalo anda mau mengubah kriteria "menyelamatkan bangsa":p

Mari kita mulai dari awal. Secara santai saja ya.. Layaknya bercerita.. Udah terlalu pusing lah gue dengan banyaknya postingan black campaign dan tulisan saling menjatuhkan kedua calon hehe.. (Walau mungkin sama rasionalnya ya..)

Joko Widodo, atau yang kita selama ini kenal di media sebagai Jokowi,  sudah bergerak di bidang pemerintahan diawali menjadi seorang walikota dan dipilih untuk memimpin kota Solo sebanyak 2 periode.

Alasan pertama gue adalah ketika suara rakyat di Solo bisa mencapai sebanyak 90,09% berhasil didapatkannya pada periode ke-2nya memimpin Solo. Ini simpel dan simbolik. Ia dipercayai dari hal-hal skala kecil yang ia lakukan. Dari sebuah kota di Jawa Tengah. Rakyat mempercayainya.
Memang sih, mau sebanyak apapun suara yang didapatkan, pasti ada saja orang yang mengatakan argumen-argumen yang bagi gw, agak kurang bersubstansi. Banyak yang berargumen bahwa mungkin lawan Jokowi pada saat itu saja yang kurang bagus. Banyak juga yang mengatakan sebenarnya angka itu terdapat karena banyaknya yang tidak memilih pada pemilihan umum Surakarta saat itu. Lah terus kenapa tidak ada lawan yang lebih bagus yang mencalonkan diri? Lah terus kenapa tidak banyak yang golput pada kampanye-kampanye sebelumnya? Sebesar itukah efek Jokowi yang membuat banyak orang kemudian menjadi golongan putih hanya berjarak 1 periode kepemimpinannya?

Menurut gw yang mungkin masih naif dan hanya  bisa berpikir dengan logika, ini adalah bukti nyata kepercayaan rakyat Solo untuk memilih Jokowi lagi. Ini hal logis, tidak perlu dikaitkan dengan hal-hal berbau kepentingan politik lainnya aja loh ya.. Kalo anda puas dengan kinerja pemimpin anda, ya, dipilih lagi. Sesimpel itu bukan? Apa kenaifan seseorang ada kaitannya dengan hal ini? Hal logis toh? Ngga gitu ya? Popularitas yang didapat Jokowi itu sebagian besar ia dapatkan tentu karena kinerja yang warga Solo rasakan lho.. Bukan karena mau solo karir karena udah merasa jago mimpin suatu batalion.. :) (eh salah fokus, maaf....)

Gw lanjut baca profil Jokowi yang berhasil menjadi walikota ketiga terbaik di dunia oleh www.worldmayor.com pada tahun 2012. Ini mungkin bisa membuka pikiran sebagian orang. Perlukah kita cek penelitian yang dilakukan oleh www.worldmayor.com itu? Atau sekalian saja memblokir situs www.worldmayor.com karena tidak objektif, rancu dan memenangkan salah satu calon presiden?

Walikota yang memenangkan penelitian itu adalah walikota Bilbao, Inaki Azkuna. Ia dikatakan memaksimalkan potensi museum Guggenheim yang terdapat di Bilbao dengan mendelegasikan arsitek Frank Gehry untuk membangun ulang kota Bilbao. Memimpin Bilbao semenjak 1999, ia berhasil menjadikan Bilbao kota yang tidak mempunyai hutang tidak seperti kota-kota lainnya di Spanyol dan Eropa semenjak tahun 2011.

Runner-up jatuh pada walikota Perth, Lisa Scaffidi. Ia berhasil meningkatkan popularitas kota Perth di tingkat internasional namun juga tetap fokus pada isu-isu lokal berkaitan dengan sembako, inflasi dan kualitas hidup masyarakat. (bread-and-butter issues).

Di posisi ketiga ada Joko Widodo dengan kota Surakarta. Ia dikatakan telah mengubah kota yang berkriminalitas tingi menjadi pusat seni dan budaya yang menarik turisme internasional. Ia juga terpilih karena mendapatkan label sebagai politisi terjujur di Indonesia dengan selalu berkampanye menolak korupsi. Salah satu hal unik lainnya adalah bahwa tidak sepeserpun gaji ia pernah terima yang seharusnya ia dapatkan sebagai walikota.

Survey ini dilakukan pada tahun 2012. Tidak banyak yang mengira pada saat itu jika orang yang sama akan menjadi calon presiden 2 tahun setelahnya. Anggapan bahwa survey itu dibuat hanya untuk memenangkan salah satu calon presiden dalam pemilihan presiden Indonesia tahun 2014 adalah tidak rasional dan tidak berbobot.

Gw lanjutkan dengan dijadikannya calon dan akhirnya menjadi gubernur ibukota provinsi DKI Jakarta pada tahun 2012 menjadi awal romansa kekagunan gw pada dirinya. Ini pertama kalinya gw merasa ada yang bekerja di indonesia, dan orang itu baik. Tentu kalau dipertanyakan keberhasilan Jokowi mengubah Jakarta menjadi kota yang bebas masalah adalah juga hal yang tidak rasional. Jokowi datang ke Jakarta tidak memberikan janji-janji besar. Ia adalah sosok yang sama seperti rakyatnya karena Ia memang adalah rakyat, yang mendapatkan amanat dari banyak sesamanya saja. Ia terus bekerja keras di Jakarta bersama seprofesional pemerintahannya. Dimulai dari merampungkan premanisme di Tanah Abang, sedikit demi sedikit mengurangi pemukiman kumuh di pinggiran sungai dengan membangun dan memprogram rumah susun, menata ulang Waduk Pluit, memudahkan rakyat dengan membangun sistem Indonesia Sehat & Indonesia Pintar, dll. Gw harus stop disini hanya karena bila saya tambahkan lagi, akan menjadi seperti kampanye. Dan arti kata 'dll' di atas adalah memang benar 'dan lain-lain'. Lain-lainnya itu ada, dan gw ikut sertakan. Sudah jelas lah, masalah-masalah di Jakarta belum selesai semuanya. Sudah jelas lah, Jokowi masih belum bisa menghilangkan semua masalah di Jakarta. Tapi apa? Gw masih yakin Jokowi akan bisa menyelesaikan masalah-masalah itu karena gw tahu ada hasil kerja nyata yang ia sudah tunjukkan. Walau cuma di berita, gw bisa diyakinkannya. Itulah efek orang hebat. Mengubah pola pikir rakyat terhadap pemimpinnya. Jokowi Effect, bro.. Yang krusial disini adalah kepercayaan yang tumbuh dari rakyat, bro. Ini menurut gw, mau dibayar berapa rupiah-pun seseorang juga ga akan bisa tumbuh lah kepercayaan di hatinya akan sesuatu pemimpin di pemerintahan. Harus berawal dari hati rakyatnya sendiri, dong? Anda boleh koreksi gw deh kalo gw salah.

Lanjut ke pencalonannya sebagai calon presiden, gw jujur pertamanya agak kecewa dan kesal terhadap Jokowi. Tapi setelah berlama-lama berpikir, semua kekecewaan dan kekesalan gw itu sebenarnya hanya alasan subjektif belaka. Sudah ada rasa kepercayaan mendalam yang ada pada diri gw. Tapi untuk menyelamatkan negeri, gw pikir gw harus bisa berpikir secara rasional. Bila ia jadi presiden pun, Jakarta tetap banyak mendapatkan keuntungan. Salah satunya adalah kebijakan-kebijakan yang harus mengikutsertakan kota/daerah di sekitar Jakarta-pun akan lebih mudah terlaksana. Jokowi akan dapat membuat kebijakan dalam skala yang lebih besar, bahkan skala nasional untuk mengedepankan ibukota, well, secara dia pernah jadi gubernur ibukota tersebut gitu. Tentu kemudian kita melihat banyak yang berkata bahwa Jokowi mengkhianati sumpah jabatannya sebagai ibukota Jakarta. Tapi, pernahkah kita mendengar apa isi sesungguhnya sumpah jabatan Jokowi ketika dilantik? Ini yang ia katakan ketika dilantik. Dan ini linknya http://youtu.be/nyt7g9u4MRM

Sumpah Jabatan

"SUMPAH/JANJI
Akan memenuhi kewajiban saya sebagai
Gubernur/Wakil Gubernur .................
Bupati/Wakil Bupati........................
Walikota/Wakilwalikota ...................
dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada masyarakat, Nusa dan Bangsa."

Adakah ia katakan kalau ia harus menjadi gubernur DKI Jakarta selama beberapa tahun?
Kalo memang benar ada ya baru boleh berikan argumen, bukan? Tapi kalo kenyataannya tidak ada, bukankah itu yang dinamakan fitnah?
Fitnah memang terkadang secara tidak disadari kita lakukan, bukan karena kita jahat, tapi kekurangan cross-check dari berbagai sumber berita.

Selain itu, yang paling sering membuat orang tidak mau pilih Jokowi adalah berikut. Antara dia antek Kristen, antek asing, boneka pemerintahan, keturunan Cina, antek Zionis, antek Mafia dan membela gerakan Syiah. Justru dia hebat kalo misalnya semua itu benar, ia bisa menjadi antek semua golongan. Sesungguhnya dia itu adalah antek Pancasila. Ia selalu membela rakyat karena memang ia tau takyat Indonesia beranekaragam, dan mungkin caranya ya menjadi antek rakyat. Kalo kita ubah label Jokowi menjadi antek rakyat (karena rakyat emang beranekaragam dari Kristen sampai ada orang asing pun di Indonesia), apa pandangannya kemudian berubah buat lo pada? Dasar lah emang si Jokowi tu antek rakyat euy... Hehe :)

Ini hanya secuplik/sepenggal/sepotong alasan mendasar gw kenapa memilih Jokowi.  Gw baru berumur 20 tahun. Gw mungkin masih naif. Gw mungkin masih lugu. Dan ini, kali pertama gw akan memilih pemimpin negara. Kalo mungkin nanti gw akan lebih tidak naif sedikit, lebih tidak lugu sedikit, gw katakan sekarang semoga gw bisa lebih mengedepankan alasan rasional, bukan alasan subjektif. Apa gw kurang pintar karena banyak yang menjalani pendidikan tinggi relatif banyak memilih Prabowo? Apa gw kurang baca berita membandingkan ketegasan Prabowo dan Jokowi? Apa gw salah melihat track record Prabowo dan Jokowi? Apa gw salah memilih hanya melihat visi-misi dari kedua calon? Apa gw salah bila membaca dan membandingkan semua sumber berita? Apa gw harusnya lebih memilih rupiah daripada gagasan? Apa gw harusnya lebih memilih cita-cita daripada misi bersama-sama? Menurutku tidak.

Karena gw memilih keberagaman dari keseragaman. Karena gw memilih gagasan, dari rupiah. Karena gw memilih misi, dari cita-cita. Karena gw memilih pengetahuan, dari gelar belaka. Karena gw memilih pengalaman, dari orasi. Karena gw memilih kejujuran, dari ketidakacuhan hukum. Karena gw memilih manusia, dari alam. Karena gw memilih sistem, dari uang. Karena gw memilih Jokowi, dari Prabowo. Dan sekarang, disini, bersama-sama, kita wajib menangkan.

Have a nice day:)